BAB I
PENDAHULUAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN RENTANG
KENDALI DALAM PERILAKU ORGANISASI
A.
Latar Belakang
Dalam aktivitas sehari-hari, kita
akan selalu bersinggungan dengan manusia lainnya. Apakah dalam bentuk sebuah
organisasi, perkantoran, sekolahan, kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan
lain sebagainya. Bahkan segerombolan lebah atau semut akan membentuk pola
organisasi dalam kehidupannya. Dalam sahih tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa
Allah memberi petunjuk kepada lebah supaya menjadikan bukit-bukit, pohon-pohon
dan tempat-tempat yang dibuat manusia sebagai tempat yang mereka diami. Mereka
bekerja sama dengan ketekunan dan sangat teliti untuk menyusun dan menata yang
terdiri dari sel-sel yang berbentuk segi enam, tanpa ada bagian yang salah pada
sarang-sarang itu.[1]
Kerja sama yang baik yang dilakukan
oleh lebah tentu akan berbeda dengan apa yang dilakukan manusia yang sudah
dibekali Allah swt dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain,
karena dia mempunyai akal.[2]
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya[3]
sehingga ia bisa melakukan aktivitasnya dengan melakukan hubungan kerja sama
dalam upaya melangsungkan hidupnya. Hal inilah yang disebut Boone dan Kurtz
(1982) dalam buku Perilaku Organisasi, bahwa manusia saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan, atau paling tidak menurut mereka terdapat tiga elemen pokok dalam
sebuah organisasi, yaitu : 1. Adanya interaksi manusia ; 2. Adanya kegiatan
yang mengarah pada tujuan dan 3. Adanya struktur yang jelas.[4]
Dengan adanya tiga unsur yang sudah
disebutkan di atas itulah penulis mencoba menganalisis lebih dalam pada bab
pembahasan mengenai seperti apa organisasi yang baik itu, apa-apa saja
syaratnya, bagaimana bentuk strukturnya dan rentang kendali seperti apa yang
baik.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apa itu organisasi.
2.
Apa saja syarat organisasi
3.
Bagaimana struktur organisasi yang baik
4.
Bagaimana rentang kendali yang baik dalam organisasi
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang organisasi yang baik dalam menunjang
pekerjaan sebagai seorang pendidik.
D.
Metode Penulisan
Metode
yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah library research,
yaitu menggali dari bahan-bahan kepustakaan yang kemudian dianalisis sesuai
dengan fenomena yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Apa itu
organisasi dan apa saja syaratnya
Payung hukum berdirinya sebuah organisasi diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2013, yaitu setiap orang berhak
untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat merupakan bagian dari hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara guna mewujudkan tujuan nasional dalam wadah negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila.
Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang organisasi,
sebaiknya kita lihat pendapat para ahli mengenai definisi organisasi. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Stephen P.
Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Drs. Malayu S.P Hasibuan
mengatakan organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.[5]
Di sisi lain Saiyadin (2013:13) dalam Wibowo menyebutkan, organisasi dipandang
sebagai koordinasi rasional dari aktivitas sejumlah orang untuk mencapai
sasaran bersama melalui pembagian kerja dan hierarki kewenangan dan
akuntabilitas.[6]
Jadi, menurut penulis organisasi itu adalah adanya hubungan atau
kerja sama oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terus
menerus dalam bentuk pola kerja yang efisien dan terstruktur melalui
arahan-arahan melalui sistem komunikasi yang dibangun dalam organisasi itu guna
mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Sebuah perkumpulan atau perserikatan bisa disebut sebagai
organisasi apabila memenuhi beberapa unsur, yaitu :
1.
Ada dua orang
atau lebih.
2.
Tata hubungan
yang jelas.
3.
Mempunyai
maksud tertentu
4.
Mempunyai
tujuan yang akan dicapai bersama.[7]
Jelaslah bahwa sebuah organisasi tentunya harus dilakukan oleh
minimal dua orang atau lebih, karena di dalamnya ada kerja sama. Kerja sama
tersebut harus dilakukan dalam tata hubungan yang jelas, yaitu siapa melakukan
apa. Kemudian berdirinya sebuah organisasi harus mempunyai maksud tertentu
dalam pembentukannya, misalnya, pembentukannya dengan maksud untuk membangun
lembaga pendidikan dibidang pelayanan jasa. Dalam pembentukan organisasi harus
ada tujuan yang akan dicapai secara bersama-sama. Namun apa yang dijelaskan di
atas, penulis perlu menambahkan bahwa untuk keberlangsungan sebuah organisasi
diperlukan komitmen dari anggota organisasi dan perangkat peraturan-peraturan
dasar rumah tangga yang mengatur semua anggotanya agar tidak keluar dari perilaku-perilaku
organisasi yang sudah disepakati.
B.
Struktur Organisasi
Sebelum kita membahas tentang struktur organisasi, kita mengenal
istilah pengorganisasian dalam sebuah organisasi. Pengorganisasian ini adalah
proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Pengaturan sumber daya inilah yang
tersusun dalam sebuah struktur organisasi yang di dalamnya menetapkan cara
tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal yang
terdapat elemen-elemen, seperti spesialisasi pekerjaan, departementalisasi,
rantai komando, rentang kendali, sentralisasi, desentralisasi serta
formalisasi.[8]
1.
Spesialisasi kerja adalah pembagian tugas
tenaga kerja dalam melakukan sebuah pekerjaan. Misalnya dalam pembuatan
gerabah, dilakukan oleh beberapa orang. Orang pertama melakukan pencarian tanah
liat, orang kedua melakukan pembentukan/pengolahan gerabah, orang ketiga
melakukan pembakaran, orang keempat melakukan pengecatan, orang kelima melakukan
pendistribusian. Hakikat dari spesialisasi kerja ini adalah daripada dilakukan
oleh satu orang, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi
sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang
berlainan.[9]
2.
Departementalisasi yaitu mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan dalam sebuah tugas-tugas yang sama/ mirip dapat
dikoordinasikan.[10]
Misalnya spesialisasi kerja dalam distribusi gerabah tadi dibuat menjadi satu
depertemen yang melingkupi semua wilayah pendistribusian gerabah di seluruh
Indonesia.
3.
Rantai komando merupakan garis tidak putus dari
wewenang yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan
memperjelas siapa melapor ke siapa.[11]
Rantai komando ini mampu menjawab pertanyaan atau memperjelas bagi karyawan,
misalnya, kepada siapakah saya harus pergi jika saya mempunyai masalah? Dan
saya bertanggung jawab kepada siapa?. Ini artinya rantai komando berfungsi
untuk memperjelas atau mempertegas hak dan kewajiban seorang karyawan dalam
melakukan pekerjaannya.
4.
Rentang kendali adalah berapa jumlah bawahan
yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh pimpinan.[12]
Pertanyaan rentang kendali ini penting karena sangat menentukan banyaknya
tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. (dibahas secara
khusus pada bagian lain).
5.
Sentralisasi
dan desentralisasi. Sentralisasi adalah sampai tingkat mana pengambilan
keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan
desentralisasi adalah keleluasaan keputusan dialihkan ke bawah ke karyawan
tingkat lebih rendah.[13]
Konsep sentralisasi ini hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak yang
inheren dalam posisi seseorang. Artinya jika manajemen puncak mengambil
keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat
lebih bawah, maka organisasi itu tersentralisasikan. Begitu sebaliknya dengan
desentralisasi, tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan masalah
karena lebih banyak orang memberi masukan dalam keputusan dan makin kecil
kemungkinan para karyawan merasa diasingkan dari mereka yang mengambil
keputusan yang menyangkut kehidupan kerja mereka.[14]
6.
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang
terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.[15]
Formalisasi yang tinggi terdapat uraian jabatan yang tersurat, banyak aturan
organisasi dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses
kerja dalam organisasi. Namun apabila formalisasi rendah perilaku kerja relatif
tidak terprogram dan para karyawan mempunyai banyak kebebasan untuk menjalankan
keleluasaan dalam kerja.[16]
Enam elemen struktur organisasi di atas dapat dibuatkan dalam
bentuk struktur organisasi, yang mana bentuk struktur yang biasa dipakai dalam
sebuah organisasi, antara lain[17]
:
1.
Organisasi garis mempunyai ciri sebagai
bentuk organisasi kecil dengan tujuan yang sederhana, jumlah karyawan sedikit
dan saling mengenal dekat dan tingkat spesialisasi kurang. Adapun kebaikannya,
komando dan garis kepemimpinan terjamin, mudah dan tegas. Proses pengambilan
keputusan cepat. Dapat diketahui kinerja pegawai yang baik. Rasa solidaritas
yang tinggi. Sedangkan kekurangannya adalah seluruh orang bergantung pada satu
orang, kecenderungan bertindak otoriter, kesempatan karyawan untuk berkembang
terbatas.
2.
Organisasi garis dan staf mempunyai ciri, organisasi
besar dan komplek, jumlah karyawan banyak dan daerah kerja luas, pimpinan dan
karyawan berhubungan tidak langsung, spesialisasi pekerjaan beraneka ragam.
Adapun kebaikannya, dapat digunakan untuk organisasi jenis apapun. Ada job
deskripsi, staffing dan spesialisasi kerja diutamakan. Pengambilan keputusan
diambil secara mufakat. Koordinasi mudah. Sedangkan kekurangannya adalah rasa
solidaritas tidak begitu tinggi. Sering tidak jelas antara tugas, perintah dan
nasehat. Koordinasi ditingkat staf kurang baik.
3.
Organisasi fungsional, mempunyai ciri
pembagian tugas jelas, dalam proses organisasi tidak memerlukan banyak
koordinasi, pembagian tugas didasarkan kepada spesialisasi pegawai, para
pemimpin mempunyai kewenangan dan tanggung jawab. Adapun kebaikannya yaitu,
pembagian tugas jelas sehingga tidak overlapping, spesialisasi karyawan dapat
dikembangkan atau dimaksimalkan, solidaritas dan koordinasi antar karyawan
mudah terjadi. Kekurangannya, karyawan sering terlalu berfokus pada
spesialisasinya, sering terjadi egosection, sistem koordinasi tidak jelas jika
terjadi masalah mendadak.
4.
Organisasi
kepanitiaan mempunyai ciri tugasnya tertentu dan waktunya terbatas, ketua bisa
merangkap anggota, tugas dilaksanakan secara bersama, tugas, tanggung jawab dan
wewenang tidak mencolok. Adapun kebaikannya, pengambilan keputusan cepat dengan
musyawarah, kemungkinan orang bertindak otoriter dan menyimpang kecil, kerja
sama mudah dilakukan. Kekurangannya, pengambilan keputusan bisa lambat karena
perbedaan cara pandang, tiap individu sulit bertanggung jawab, perintah sering
lintas pimpinan, daya kreasi perseorangan tidak menonjol.
C.
Rentang Kendali Dalam Organisasi
Rentang kendali (Span of Control) merupakan jumlah optimal
bawahan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan atau pemimpin dalam sebuah
organisasi.[18]
Jumlah bawahan yang dapat dikendalikan antara perusahaan satu dengan perusahaan
lain tidak sama, hal ini lebih disebabkan pada keluasan atau besar tidaknya
perusahaan itu berkecimpung. Namun banyak pendapat yang menyatakan bahwa
manajemen puncak sebaiknya membawahi secara langsung antara empat sampai
delapan orang.
Lain lagi halnya Robbins, bahwa akhir-akhir ini rentang kendali
yang digunakan adalah rentang kendali yang lebar, seperti rantang kendali
manajer pada perusahaan General Electric dan Reynold Metal, yaitu mencapai 10
atau 12 bawahan, dua kali lebar rentang kendali 15 tahun yang lalu.[19]
Basu Swastha (1998) dalam Herlambang, perbedaan rentang kendali
itu disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.
Jenis
pekerjaan
2.
Pelatihan
karyawan
3.
Kemampuan
manajer
4.
Efektivitas
komunikasi
Masih menurutnya,
selain faktor-faktor tersebut juga ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi
rentang kendali, yaitu yang berkaitan dengan perilaku individu (organitation
behavior), yaitu :
1.
Keterampilan
karyawan akan mempengaruhi rentang kendali dalam sebuah organisasi. Seorang
manajer akan mudah melakukan pengendalian kepada karyawan dengan tingkat
keterampilan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
2.
Sikap
karyawan adalah respon seorang individu dalam menghadapi sebuah persoalan. Ia
akan mempunyai sikap positif atau negatif terhadap sebuah persoalan, dan ini
tentu akan mempengaruhi rentang kendali dalam organisasi. Rentang kendali akan
berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan sebuah organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pemilihan individu yang tepat dalam
posisi yang tepat (the right man on the right place) sangat menentukan
tingkat keberhasilan sebuah organisasi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Organisasi itu adalah adanya hubungan atau kerja sama oleh dua
orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam bentuk
pola kerja yang efisien dan terstruktur melalui arahan-arahan melalui sistem
komunikasi yang dibangun dalam organisasi itu guna mencapai tujuan bersama yang
diinginkan.
Pengaturan sumber daya organisasi
tersusun dalam sebuah struktur organisasi yang di dalamnya menetapkan
cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal,
seperti spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang
kendali, sentralisasi, desentralisasi serta formalisasi.
Bentuk struktur organisasi ada empat, yaitu organisasi garis,
organisasi garis dan staf, organisasi fungsional, organisasi kepanitiaan.
Rentang kendali (Span of Control) adalah jumlah optimal
bawahan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan atau pemimpin dalam sebuah
organisasi.
B.
Saran
Dalam menjalankan organisasi baik sebagai pimpinan atau bawahan
haruslah menjunjung tinggi perilaku organisasi yang positif guna mencapai
tujuan bersama secara efektif, efisien dan produktif.
Selesaikanlah pekerjaan yang satu kemudian lakukanlah pekerjaan
yang lain (QS. at-Insyirah : 7).
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman, Shahih
Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir, 2012
Herlambang,
Susatyo, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia Dalam
Sebuah Organisasik, Yogyakarta,
Gosyen Publishing, 2014
Robbins,
P. Stephen, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi ed 8, Jakarta, Prenhallindo, 2001.
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi,
Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014.
[1]
Lihat QS.An-Nahl : 68-69 &
Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir,
2012, h.212
[2]
Lihat QS.Thaha : 50.
[3]
Lihat QS.At-Tiin : 4.
[4]
Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia
dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.111.
[5]
http://teori-organisasi-umum-1.blogspot.com/2013/05/definisi-dari-organisasi-menurut-10.html,
tgl 23-09-14 pukul 23.25 wib.
[6]
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,
2014, h.2.
[7]
Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia
dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.112.
[8]
Robbins, Perilaku Organisasi Edisi kedelapan, Jakarta, Prenhallindo,
2001, h.132.
[9]
Robbins, h.132.
[10]
Robbins, h.134.
[11]
Robbins, h.136.
[12]
Robbins, h.137.
[13]
Robbins, h. 138.
[14]
Robbins, 138.
[15]
Robbins, 140.
[16]
Robbins, h.140.
[17]
Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia
dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.113.
[18]
[18]
Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia
dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.123.
[19]
Robbins, Perilaku Organisasi Edisi kedelapan, Jakarta, Prenhallindo,
2001, h.138.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar