Selasa, 21 Oktober 2014

STRUKTUR ORGANISASI DAN RENTANG KENDALI DALAM PERILAKU ORGANISASI


BAB I
PENDAHULUAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN RENTANG KENDALI DALAM PERILAKU ORGANISASI
A.       Latar Belakang
Dalam aktivitas sehari-hari, kita akan selalu bersinggungan dengan manusia lainnya. Apakah dalam bentuk sebuah organisasi, perkantoran, sekolahan, kegiatan sosial, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Bahkan segerombolan lebah atau semut akan membentuk pola organisasi dalam kehidupannya. Dalam sahih tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah memberi petunjuk kepada lebah supaya menjadikan bukit-bukit, pohon-pohon dan tempat-tempat yang dibuat manusia sebagai tempat yang mereka diami. Mereka bekerja sama dengan ketekunan dan sangat teliti untuk menyusun dan menata yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk segi enam, tanpa ada bagian yang salah pada sarang-sarang itu.[1]
Kerja sama yang baik yang dilakukan oleh lebah tentu akan berbeda dengan apa yang dilakukan manusia yang sudah dibekali Allah swt dengan berbagai kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain, karena dia mempunyai akal.[2] Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya[3] sehingga ia bisa melakukan aktivitasnya dengan melakukan hubungan kerja sama dalam upaya melangsungkan hidupnya. Hal inilah yang disebut Boone dan Kurtz (1982) dalam buku Perilaku Organisasi, bahwa manusia saling berinteraksi untuk mencapai tujuan, atau paling tidak menurut mereka terdapat tiga elemen pokok dalam sebuah organisasi, yaitu : 1. Adanya interaksi manusia ; 2. Adanya kegiatan yang mengarah pada tujuan dan 3. Adanya struktur yang jelas.[4]
Dengan adanya tiga unsur yang sudah disebutkan di atas itulah penulis mencoba menganalisis lebih dalam pada bab pembahasan mengenai seperti apa organisasi yang baik itu, apa-apa saja syaratnya, bagaimana bentuk strukturnya dan rentang kendali seperti apa yang baik.
B.        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa itu organisasi.
2.      Apa saja syarat organisasi
3.      Bagaimana struktur organisasi yang baik
4.      Bagaimana rentang kendali yang baik dalam organisasi
C.        Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang organisasi yang baik dalam menunjang pekerjaan sebagai seorang pendidik.
D.       Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah library research, yaitu menggali dari bahan-bahan kepustakaan yang kemudian dianalisis sesuai dengan fenomena yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Apa itu organisasi dan apa saja syaratnya
Payung hukum berdirinya sebuah organisasi diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2013, yaitu setiap orang berhak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat merupakan bagian dari hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna mewujudkan tujuan nasional dalam wadah negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang organisasi, sebaiknya kita lihat pendapat para ahli mengenai definisi organisasi. Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.[5] Di sisi lain Saiyadin (2013:13) dalam Wibowo menyebutkan, organisasi dipandang sebagai koordinasi rasional dari aktivitas sejumlah orang untuk mencapai sasaran bersama melalui pembagian kerja dan hierarki kewenangan dan akuntabilitas.[6]
Jadi, menurut penulis organisasi itu adalah adanya hubungan atau kerja sama oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam bentuk pola kerja yang efisien dan terstruktur melalui arahan-arahan melalui sistem komunikasi yang dibangun dalam organisasi itu guna mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Sebuah perkumpulan atau perserikatan bisa disebut sebagai organisasi apabila memenuhi beberapa unsur, yaitu :
1.      Ada dua orang atau lebih.
2.      Tata hubungan yang jelas.
3.      Mempunyai maksud tertentu
4.      Mempunyai tujuan yang akan dicapai bersama.[7]
Jelaslah bahwa sebuah organisasi tentunya harus dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih, karena di dalamnya ada kerja sama. Kerja sama tersebut harus dilakukan dalam tata hubungan yang jelas, yaitu siapa melakukan apa. Kemudian berdirinya sebuah organisasi harus mempunyai maksud tertentu dalam pembentukannya, misalnya, pembentukannya dengan maksud untuk membangun lembaga pendidikan dibidang pelayanan jasa. Dalam pembentukan organisasi harus ada tujuan yang akan dicapai secara bersama-sama. Namun apa yang dijelaskan di atas, penulis perlu menambahkan bahwa untuk keberlangsungan sebuah organisasi diperlukan komitmen dari anggota organisasi dan perangkat peraturan-peraturan dasar rumah tangga yang mengatur semua anggotanya agar tidak keluar dari perilaku-perilaku organisasi yang sudah disepakati.

B.        Struktur Organisasi
Sebelum kita membahas tentang struktur organisasi, kita mengenal istilah pengorganisasian dalam sebuah organisasi. Pengorganisasian ini adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Pengaturan sumber daya inilah yang tersusun dalam sebuah struktur organisasi yang di dalamnya menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal yang terdapat elemen-elemen, seperti spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi, desentralisasi serta formalisasi.[8]
1.       Spesialisasi kerja adalah pembagian tugas tenaga kerja dalam melakukan sebuah pekerjaan. Misalnya dalam pembuatan gerabah, dilakukan oleh beberapa orang. Orang pertama melakukan pencarian tanah liat, orang kedua melakukan pembentukan/pengolahan gerabah, orang ketiga melakukan pembakaran, orang keempat melakukan pengecatan, orang kelima melakukan pendistribusian. Hakikat dari spesialisasi kerja ini adalah daripada dilakukan oleh satu orang, lebih baik seluruh pekerjaan itu dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan.[9]
2.       Departementalisasi yaitu mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dalam sebuah tugas-tugas yang sama/ mirip dapat dikoordinasikan.[10] Misalnya spesialisasi kerja dalam distribusi gerabah tadi dibuat menjadi satu depertemen yang melingkupi semua wilayah pendistribusian gerabah di seluruh Indonesia.
3.       Rantai komando merupakan garis tidak putus dari wewenang yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor ke siapa.[11] Rantai komando ini mampu menjawab pertanyaan atau memperjelas bagi karyawan, misalnya, kepada siapakah saya harus pergi jika saya mempunyai masalah? Dan saya bertanggung jawab kepada siapa?. Ini artinya rantai komando berfungsi untuk memperjelas atau mempertegas hak dan kewajiban seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
4.       Rentang kendali adalah berapa jumlah bawahan yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh pimpinan.[12] Pertanyaan rentang kendali ini penting karena sangat menentukan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi. (dibahas secara khusus pada bagian lain).
5.      Sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi adalah sampai tingkat mana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan desentralisasi adalah keleluasaan keputusan dialihkan ke bawah ke karyawan tingkat lebih rendah.[13] Konsep sentralisasi ini hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak yang inheren dalam posisi seseorang. Artinya jika manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah, maka organisasi itu tersentralisasikan. Begitu sebaliknya dengan desentralisasi, tindakan dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan masalah karena lebih banyak orang memberi masukan dalam keputusan dan makin kecil kemungkinan para karyawan merasa diasingkan dari mereka yang mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan kerja mereka.[14]
6.       Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.[15] Formalisasi yang tinggi terdapat uraian jabatan yang tersurat, banyak aturan organisasi dan prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi. Namun apabila formalisasi rendah perilaku kerja relatif tidak terprogram dan para karyawan mempunyai banyak kebebasan untuk menjalankan keleluasaan dalam kerja.[16]
Enam elemen struktur organisasi di atas dapat dibuatkan dalam bentuk struktur organisasi, yang mana bentuk struktur yang biasa dipakai dalam sebuah organisasi, antara lain[17] :
1.           Organisasi garis mempunyai ciri sebagai bentuk organisasi kecil dengan tujuan yang sederhana, jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal dekat dan tingkat spesialisasi kurang. Adapun kebaikannya, komando dan garis kepemimpinan terjamin, mudah dan tegas. Proses pengambilan keputusan cepat. Dapat diketahui kinerja pegawai yang baik. Rasa solidaritas yang tinggi. Sedangkan kekurangannya adalah seluruh orang bergantung pada satu orang, kecenderungan bertindak otoriter, kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.


2.          Organisasi garis dan staf mempunyai ciri, organisasi besar dan komplek, jumlah karyawan banyak dan daerah kerja luas, pimpinan dan karyawan berhubungan tidak langsung, spesialisasi pekerjaan beraneka ragam. Adapun kebaikannya, dapat digunakan untuk organisasi jenis apapun. Ada job deskripsi, staffing dan spesialisasi kerja diutamakan. Pengambilan keputusan diambil secara mufakat. Koordinasi mudah. Sedangkan kekurangannya adalah rasa solidaritas tidak begitu tinggi. Sering tidak jelas antara tugas, perintah dan nasehat. Koordinasi ditingkat staf kurang baik.
3.          Organisasi fungsional, mempunyai ciri pembagian tugas jelas, dalam proses organisasi tidak memerlukan banyak koordinasi, pembagian tugas didasarkan kepada spesialisasi pegawai, para pemimpin mempunyai kewenangan dan tanggung jawab. Adapun kebaikannya yaitu, pembagian tugas jelas sehingga tidak overlapping, spesialisasi karyawan dapat dikembangkan atau dimaksimalkan, solidaritas dan koordinasi antar karyawan mudah terjadi. Kekurangannya, karyawan sering terlalu berfokus pada spesialisasinya, sering terjadi egosection, sistem koordinasi tidak jelas jika terjadi masalah mendadak.
4.         Organisasi kepanitiaan mempunyai ciri tugasnya tertentu dan waktunya terbatas, ketua bisa merangkap anggota, tugas dilaksanakan secara bersama, tugas, tanggung jawab dan wewenang tidak mencolok. Adapun kebaikannya, pengambilan keputusan cepat dengan musyawarah, kemungkinan orang bertindak otoriter dan menyimpang kecil, kerja sama mudah dilakukan. Kekurangannya, pengambilan keputusan bisa lambat karena perbedaan cara pandang, tiap individu sulit bertanggung jawab, perintah sering lintas pimpinan, daya kreasi perseorangan tidak menonjol.
C.        Rentang Kendali Dalam Organisasi
Rentang kendali (Span of Control) merupakan jumlah optimal bawahan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan atau pemimpin dalam sebuah organisasi.[18] Jumlah bawahan yang dapat dikendalikan antara perusahaan satu dengan perusahaan lain tidak sama, hal ini lebih disebabkan pada keluasan atau besar tidaknya perusahaan itu berkecimpung. Namun banyak pendapat yang menyatakan bahwa manajemen puncak sebaiknya membawahi secara langsung antara empat sampai delapan orang.
Lain lagi halnya Robbins, bahwa akhir-akhir ini rentang kendali yang digunakan adalah rentang kendali yang lebar, seperti rantang kendali manajer pada perusahaan General Electric dan Reynold Metal, yaitu mencapai 10 atau 12 bawahan, dua kali lebar rentang kendali 15 tahun yang lalu.[19]
Basu Swastha (1998) dalam Herlambang, perbedaan rentang kendali itu disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1.      Jenis pekerjaan
2.      Pelatihan karyawan
3.      Kemampuan manajer
4.      Efektivitas komunikasi
Masih menurutnya, selain faktor-faktor tersebut juga ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi rentang kendali, yaitu yang berkaitan dengan perilaku individu (organitation behavi­or), yaitu :
1.      Keterampilan karyawan akan mempengaruhi rentang kendali dalam sebuah organisasi. Seorang manajer akan mudah melakukan pengendalian kepada karyawan dengan tingkat keterampilan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
2.      Sikap karyawan adalah respon seorang individu dalam menghadapi sebuah persoalan. Ia akan mempunyai sikap positif atau negatif terhadap sebuah persoalan, dan ini tentu akan mempengaruhi rentang kendali dalam organisasi. Rentang kendali akan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pemilihan individu yang tepat dalam posisi yang tepat (the right man on the right place) sangat menentukan tingkat keberhasilan sebuah organisasi.
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Organisasi itu adalah adanya hubungan atau kerja sama oleh dua orang atau lebih yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam bentuk pola kerja yang efisien dan terstruktur melalui arahan-arahan melalui sistem komunikasi yang dibangun dalam organisasi itu guna mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
Pengaturan sumber daya organisasi  tersusun dalam sebuah struktur organisasi yang di dalamnya menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal, seperti spesialisasi pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi, desentralisasi serta formalisasi.
Bentuk struktur organisasi ada empat, yaitu organisasi garis, organisasi garis dan staf, organisasi fungsional, organisasi kepanitiaan.
Rentang kendali (Span of Control) adalah jumlah optimal bawahan yang dapat dikelola oleh seorang pimpinan atau pemimpin dalam sebuah organisasi.
B.        Saran
Dalam menjalankan organisasi baik sebagai pimpinan atau bawahan haruslah menjunjung tinggi perilaku organisasi yang positif guna mencapai tujuan bersama secara efektif, efisien dan produktif.
Selesaikanlah pekerjaan yang satu kemudian lakukanlah pekerjaan yang lain (QS. at-Insyirah : 7).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir, 2012
Herlambang, Susatyo, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia Dalam Sebuah Organisasik, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014
Robbins, P. Stephen, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi ed 8, Jakarta, Prenhallindo, 2001.
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014.












[1] Lihat QS.An-Nahl : 68-69  & Al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir, 2012, h.212
[2] Lihat QS.Thaha : 50.
[3] Lihat QS.At-Tiin : 4.
[4] Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.111.
[6] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014, h.2.
[7] Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.112.
[8] Robbins, Perilaku Organisasi Edisi kedelapan, Jakarta, Prenhallindo, 2001, h.132.
[9] Robbins, h.132.
[10] Robbins, h.134.
[11] Robbins, h.136.
[12] Robbins, h.137.
[13] Robbins, h. 138.
[14] Robbins, 138.
[15] Robbins, 140.
[16] Robbins, h.140.
[17] Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.113.
[18] [18] Herlambang, Perilaku Organisasi Cara Mudah Mempelajari Perilaku Manusia dalam Sebuah Organisasi, Yogyakarta, Gosyen Publishing, 2014, h.123.
[19] Robbins, Perilaku Organisasi Edisi kedelapan, Jakarta, Prenhallindo, 2001, h.138.

Tidak ada komentar: