Sabtu, 31 Juli 2010

TAUHID RUBUBIYYAH DAN ULUHIYYAH
1.Pengertian tauhid rububiyyah
Tauhid rububiyyah merupakan bentukan dari dua kata, yaitu kata tauhid dan rububiyyah. Tauhid berasal dari bahasa- يُوَحِّدُ – تَوْ حِيْدًا وَحَدَ yang berarti mengesakan. Menurut istilah tauhid berarti meyakini bahwa Allah swt itu esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Hal ini tercermin dalam kalimah syahadat, yaitu la ilaha ilallah. Adapun kata rububiyyah mempunyai beberapa makna, yaitu penciptaan,pemeliharaan dan pengasuhan.
Dalam terminology Islam tauhid rububiyyah berarti kepercayaan bahwa Allahlah satu-satunya pencipta, pemelihara dan pengatur alam semesta

2.Pengertian tauhid uluhiyyah
Menurut bahasa kata uluhiyyah berarti sembahan, persembahan. Tauhid uluhiyyah berarti kepercayaan bahwa hanya Allah sembahan yang benar. Hal ini harus kita buktikan dalam kehidupan nyata dengan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.

3.Surah al-Fatihah,an-Nas,al-Falaq dan al-Ikhlas tentang tauhid rububiyyah dan uluhiyyah
Surah al-Fatihah ayat 1 – 4 berisi tentang tauhid rububiyyah sedangkan ayat 5 – 7 berisi tentang tauhid uluhiyyah.
Surah an-Nas ayat 1 – 2 berisi tentang tauhid rububiyyah sedangkan ayat 3 berisi tentang tauhid uluhiyyah
Surah al-Falaq ayat 1 berisi tentang tauhid rububiyyah.
Surah al-Ikhlas ayat 1 – 2 berisi tentang tauhid uluhiyyah
4.Isi kandungan surah al-Fatihah,an-Nas,al-Falaq dan al-Ikhlas
Surah al-Fatihah
•Ayat 1 Allah benar-benar mencurahkan kasih sayangnya kepada manusia, Dialah yang mencukupkan seluruh kebutuhan manusia. Sifat kasih saying Allah berbeda dengan manusia. Kasih saying manusia masih terbatas dan banyak dipengaruhi hawa nafsu. Maha Pengasih Allah tidak hanya terbatas kepada hamba-Nya yang beriman tetapi meliputi semua makhluk bahkan orang kafir sekalipun.
•Ayat 2 Allah swt menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan seluruh alam, Dia yang memelihara dan menguasai alam semesta. Kepercayaan bahwa Allah swt sebagai pencipta sebetulnya juga dimiliki oleh orang-orang musyrik sejak zaman dahulu, namun mereka menyimpang dari kayakinannya. Jika ditanya tentang siapa pencipta alam semesta mereka menjawab bahwa Allahlah pencipta alam semesta, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran :

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (٦١)

61. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al-Ankabut:61)

•Ayat 3 Allah swt menegaskan kembali tentang kasih sayang-Nya kepada makhluk. Hal ini menunjukkan bagaimana kepedulian Allah swt terhadap makhluk-Nya.
•Ayat 4 tentang adanya hari pembalasan (hari akhir). Pada hari itu manusia akan menerima balasan dan amal perbuatannya selam hidup di dunia. Amal baik akan dibalas nikmat di surga sedangkan amal buruk akan dibalas siksa di neraka. Pada hari itu hanya Allah yang berkuasa. Kekuasaan, kegagahan dan keangkuhan manusia tidak berarti lagi, semua tunduk pada kekuasaan Allah swt.
•Ayat 5 menjelaskan sikap yang tegas bahwa hanya kepada Allah kita menyembah dan minta pertolongan. Banyak manusia mengakui tauhid rububiyyah tetapi belum melakukan tauhid uluhiyyah. Maksudnya banyak orang yang mengakui bahwa Allahlah pencipta, pemelihara dan penguasa alam semesta, namun dalam kehidupannya mereka terkadang menyembah selain Allah.
•Ayat 6 – 7 mengingatkan kita agar senantiasa berdoa kepada Allah swt. Sebagai sang penentu segala sesuatu. Sebagai makhluk yang lemah, manusia banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu kita harus senantiasa berdoa kepada Allah swt agar ditunjukkan jalan yang lurus. Namun doa kita ini juga harus diikuti dengan usaha yakni mampu mempelajari Islam dengan baik.
Surah an-Nas
•Ayat 1 memberi petunjuk kepada manusia agar mengakui kelemahannya dan mengakui kebesaran Allah swt, yang mengatur segalanya. Oleh karena itu manusia hendaknya selalu berlindung kepada Allah swt, sebagai pencipta, pemelihara dan penguasa.
•Ayat 2 menjelaskan bahwa Dia adalah Raja manusia, yang berkuasa mengatur manusia. Manusia harus mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah swt.
•Ayat 3 menegaskan bahwa Allahlah satu-satunya sembahan yang hak (benar) dan sudah semestnya manusia meminta perlindungan kepada-Nya.
•Ayat 4 – 6 menjelaskan bentuk-bentuk kejahatan yang sering dihadapi manusia. Kedua makhluk itu di bawah kekuasaan Allah swt, sehingga sangat pantas manusia mohon perlindungan dari-Nya.
Surah al-Falaq
Ayat 1 menjelaskan kepada kita agar berlindung kepada Allah swt yang menguasai waktu subuh, karena manusia kondisinya lemah dan sering terjadi gangguan yang dapat membahayakan manusia.
Ayat 2 menjelaskan bahwa ada makhluk yang membawa mudharat bagi manusia, oleh sebab itu manusia hendaknya memohon perlindungan kepada Allah swt agar selamat dari bahaya semua makhluk.
Ayat 3, kemampuan manusia melihat sangat terbatas apalagi pada malam hari, manusia tidak mampu melihat benda-benda secara jelas. Ada beberapa jenis hewan yang membahayakan manusia yang mencari mangsa pada malam hari. Menyadari kelemahannya manusia harus memohon perlindungan kepada Allah swt dari gangguan itu.
Ayat 4 menjelaskan tentang adanya kejahatan sihir sejak zaman dahulu yang dikenal sebagai tukang sihir yang banyak dari kaum wanita tua. Mereka membuat ramuan tertentu dan diberi mantra-mantra dengan maksud untuk mencelakakan orang lain melalui perantara setan. Manusia disuruh berlindung kepada Allah swt dari perbuatan sihir tersebut.
Ayat 5 menjelaskan tentang kejahatan bahaya hasad. Hasad adalah penyakit hati yang menimbulkan perbuatan dengki yang membahayakan orang lain. Kita memohon perlindungan kepada Allah swt agar selamat dari kedengkian seseorang kepada kita. Kitapun harus bisa menjaga sikap agar orang lain tidak merasa iri kepada kita.
Surah al-Ikhlas
•Ayat 1 berisi tentang pengesaan kepada Allah swt.
•Ayat 2 berisi tentang pengakuan bahwa hanya Allahlah tempat bergantung semua makhluk. Dia yang mencipta semua makhluk. Dalam hubungan dengan manusia kita boleh memohon kepada orang lain tetapi keyakinan terlaksananya memohon kepada Allah swt.
•Ayat 3 dan 4 menjelaskan bahwa Allah swt berdiri sendiri sehingga tidak pantas jika Dia memiliki orang tua ataupun anak. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Allah swt baik sifat maupun keadaan-Nya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Gak bermanfaat